Selamat, Sahabat !

6 Agustus
Semua orang dipenjuru dunia merayakannya sebagai ‘Hari Persahabatan Dunia

Sahabat, kata yang sering ku dengar bahkan pada nasehat – nasehat lama.
Secara normal tiap anak akan diberi petuah untuk selalu mencari ‘Sahabat Terbaiknya’ kelak.
Persoalannya bukan soal menemukan tapi soal mempertahankan ikatan yang bertajuk sahabat.

Sebenarnya apa arti kata ‘sahabat’
Apakah orang yang selalu ada disaaat kita membutuhkan?
Apakah orang yang selalu menerima kekurangan dan keadaan kita?
Apakah orang yang selalu ada di skala prioritas no 1 dalam hidup kita?

Entah. Aku pun tak tau.
Yang kutau pasti sahabat bukan hanya sekedar kata yang dilontarkan begitu saja.
Ia sarat akan makna meski tak semua orang memahaminya.

Persetan dengan kalimat “sahabat akan selalu ada kapanpun dan dalam kondisi apapun”
Yang kutau sahabat itu punya jiwa nya sendiri. Ia bisa bebas, kemanapun pergi dengan ataupun tanpa permisi.
Namun 1 hal ketika jiwa itu pergi maka ia telah memilih pada siapa ia akan menulis cerita setiap hari nanti.

Bisa dibayangkan jika jiwa kita pergi apa yang akan terjadi.
Hampa. Kosong.
Dan akhirnya aku dapat jawaban atas pertanyaan yang ku lontarkan sendiri.

Sahabat adalah sebagian jiwa diri kita. Maka benar kata orang jika sahabat sejati tak akan pergi sampai mati.
Itu jika sahabat ‘SEJATI’.

Lantas kemanakah jiwa yang pergi ? tentu saja mencari raga yang sesuai untuk ditinggali.
Karena ini bukan saja sekedar soal mencari dan memilih. Tapi soal bertahan pada pilihan.
Dramatis bukan?
Banyak orang yang kerap kali merasa terpuruk ketika ‘jiwa’ nya hilang.
Menurutku, harusnya ia senang. Jiwa yang terkekang tak akan bisa hidup berdampingan dengan raga. Padahal jiwa dan raga tidak lagi sekedar berdampingan, tetapi menyatu.

Aku semakin percaya teori ilmiah bahwa manusia tak bisa hidup sendirian, karena nyatanya ada jiwa orang lain yang ikut menjadi cerminan pribadi setiap orang.

Maka kini
Tak adalagi penyesalan dalam hidupku bahwa beberapa jiwaku mungkin telah lari.
Melalui cermin kusampaikan terimakasihku kepada jiwa yang bertahan.
Menerima segala sifat, tingkah laku, kekonyolan raga ini.
Kuucapkan selamat kepadamu yang telah berhasil menemukan raga dan jiwa mu dengan tepat.
Ps :
Melalui postingan ini kusampaikan terimakasih kepada orang-orang yang selama ini menganggapku sebagai ‘sahabat sejati’ dan raganya.
Karena kalian lah, aku bisa seperti ini. Jiwaku.
Aku tak pernah memaksa kalian ingin tetap atau tinggal.
Kelak, jiwa akan menemukan raga yang tepat walau harus melalui proses pencarian.

SELAMAT HARI SAHABAT UNTUK SAHABAT KU. . . .

Komentar

Postingan Populer